Wednesday, February 29, 2012

SAP UNIT 4 LOGISTIC Lesson 1 Procurement


Procurement Process
Procurement in mySAP ERP covers not only traditional processes such as requisitioning, purchase order management, and invoice verification, but also catalog-based self-service requisting for maintenance, repair, and operation (MRO) materials and services. This catalog integration is expanded to maintenance operations and project management.

MRO (maintenance, repair dan operations)
Catalog-based self-service requistioning for maintenance. Repair, and operations (MRO) materials and services.
Procurement in mySAP ERP improves procurement processes by facilitating plan-driven and ad hoc purchasing, complete inventory management, and intelligent reporting on all procurement activities.
You can enter purchase requisitions yourself or they can be generated automatically by the materials planning and control system.

Source determination
mySAP ERP helps you identify potential sources of supply based on past orders and existing longer-term purchase agreements.
This speeds the process of creating requests for quotation (RFQs), which can be sent to  vendors electronically via EDI, if desired.

Request for Quotation (RFQ’s)
The process of creating requests for quotation (RFQs), which can be sent to vendors  electronically via EDI, if desired.

Vendor selection and comparison of quotation
The system is capable of simulating pricing scenarios, allowing you to compare a number    of different quotations.
As with purchase requisitions, you can generate purchase orders yourself or have the   system generate them automatically.
Vendor scheduling agreements and contracts (in the SAP system, types of long-term  purchase agreement) are also supported.

Purchase order creation
The purchase order adopts information from the requisition and the quotation to help you    create a purchase order.

Purchase order follow up
The system checks the reminder periods you have specified and if necessary, automatically prints reminders or expenditures at the predefined intervals. The system also provides you with an up to date status of all purchase requisitions, quotations, and purchase orders.
The system also provides you with an up-to-date status of all purchase requisitions, quotations, and purchase orders.

Good receiving and inventory management
Goods receiving personnel can conform the receipt of goods simply by entering the purchase order number. By specifying permissible tolerances, buyers can limit over and under deliveries of ordered goods.
By specifying permissible tolerances, buyers can limit over- and under-deliveries of ordered goods.

Purchase Orders
A purchase order is a formal request to a vendor to supply certain goods or services under the stated conditions.
You can create purchase orders without reference, or with reference to a purchase  requisition, a request for quotation, or another purchase order.
When you enter the purchase order data, the system suggests default values. For example,  the system suggests the ordering address, as well as the terms of payment and freight (incoterms) from the vendor master record. If you have maintained a material master for a given material in the SAP system, the system suggests the material short text or the material group, for example. If a purchasing info record already exists in the system, the system copies a price proposal to the purchase order.

Self service procurement
Self service procurement allows employees to create and manage their own requisition. It relieves your purchasing depertemenr of this administrative burden while making the procurement process both faster and more responsive.

Self service requisitioning
Self service requisitioning means purchasing non strategic goods, that is goods not directly linked to the value chain (MRO). This includes, for example office materials, work clothes, and IT equipment. 
Inventory Management
The procurement process is concluded by the invoice verification process, during which invoices and credit memos are entered and the contents and prices are checked for accuracy. However, payment and evaluation of invoices is not part of invoice verification; the appropriate information for these tasks passes on to other departments. Invoice verification, therefore, creates a link between Procurement and Accounting.
The goods receiving point can check whether the delivery is the same as the purchase order data, that is, whether the goods that were ordered have been delivered.

Invoice verification
The procurement process is concluded by the invoice verification process, during which invoices and credit memos are entered and the contents and process are checked for accuracy.
Invoice verification therefore creates a link between procurement and aacounting.
The accounts payable clerk is notified of quantity and price variances because the system  has access to purchase order and goods receipt data.
However, payment and evaluation of invoices is not part of invoice verification; the appropriate information for these tasks passes on to other departments.

Message to purchasing documents
You can issue all purchasing documents as messages. Each time you create an RFQ (Request for quotation), purchase order, contract, or scheduling agreement, the system can create a message from the document affected. This message is then placed in the message queue.
To issue the message (by printing, e-mail, fax, or EDI) from the message queue, you have  the following options:
·         Issue immediately: The system issues the message directly from the queue, in other words, as soon as you save the document.
·         Issue later:
v  Either you schedule a background job that processes the message queue in determined intervals, or you start the issue directly from the purchasing menu.
v  As a rule, you issue the messages using the background job and start the issue manually only as an exception (such as for rush orders).

Friday, February 24, 2012

Kewirausahaan ( Mendirikan Usaha)

Cara memasuki usaha baru
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memmuialai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
·         Merintis usaha baru , membentuk dan mendirikan usah abaru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan menejen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk udaha baru:
a.       Perusahaan milik sendiri , bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang
b.      Persekutuan , suatu kerja sama (asosiasi) dua atau lebih orang yang secara bersama menjalankan usaha
c.       Perusahaan berbadan hokum, perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
·         Membeli perusahaan orang lain, dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha yang sudah ada.
·         Kerja sama manejemen (franchising), suatu kerja sama anatara entrepreneur dengan perushaan besar dalam mengadakan persetujan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

Profil usaha kecil dan model pengembangannya
Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergntung pada focus permasalahannya masing-masing organisasi. Apabila hanya ada bebrapa karwyawan, maka deskripsi pekerjaan dan segala aturan secara tidak tertulis sebab wirausaha mudah menguasai segala aspek usahanya.

Kegagalan dalam mendirikan usaha baru
Kegagalan dalam mendirikan usaha baru:
·         Kurangnya objektifitas
·         Kurangnya kedekatan dengan pasar
·         Pemahaman kebutuhan teknis yang kurang memadai
·         Diabaikannya kebutuhan financial
·         Kurangnya diferensiasi produk
·         Pemahaman permasalahn hokum yang tidka memadai

Kewirausahaan (Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan)


Pengembangan Usaha
DetEksi, halaman anak muda, di koran Jawa Pos adalah pengembangan ide yang dilakukan Azrul Ananda. Azrul menilai Jawa Pos terlalu banyak tulisan serius dan kental berita politiknya. Saat menjabat sebagai Pemred Jawa Pos, ia membawa koran ini makin diminati pembaca dengan jangkauan ekspansi distribusi yang lebih luas. Kolom anak muda ini digawangi oleh dari dan untuk orang muda. Darah muda Azrul juga mengalir dalam kolom-kolom Jawa Pos. Bahkan, boleh dibilang, halaman anak muda ini menjadi tempat dirinya mengekspresikan jiwa mudanya. Apa yang menjadi kebutuhan dan kesenangannya sebagai anak muda ia terjemahkan dalam rubrikasi. Olahraga juga dijadikan sarana. Pada tahun 2004, Azrul membuat brand activity DetEksi berupa kompetisi basket tingkat SMA di Surabaya. Respons anak muda cukup besar. Inilah yang menjadi cikal bakal DBL (Development Baskell League).

Mengembangkan Ide kewirausahaan
Seorang wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangna menjadi peluang melalui ide-idenya. Ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan rill di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. 

Sumber-sumber potensial peluang
Sumber potensi peluang dapat digali dengan cara:
·         Menciptakan produk baru yang berbeda
·         Mengamati pintu peluang
·         Menganalisis produk dan proses secara mendalam
·         Memperhitungkan risiko.

Bekal kemampuan dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
Bekal pengetahuan dan keterampilan wirausaha:
·         Bekal kemampuan mengenai usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada
·         Bekal pngetahuan tentang peran dan tanggung jawab
·         Bekal pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
·         Bekal keterampilan koseptual dalam mnegatur strategi dan memperhitungkan risiko
·         Bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah
·         Bekal keterampilan dalam memimpin dan mengelola
·         Bekal keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi
·         Bekal keterampilan teknik usaha yang akan dilakukannya

Kegagalan dalam memilih peluang bisnis baru
Kegagalan dalam memilih peluang bisnis:
·         Kurangnya objektifitas
·         Kurangnya kedekatan dengan pasar
·         Pemahaman kebutuhan teknis yang kurang memadai
·         Diabaikannya kebutuhan financial
·         Kurangnya diferensiasi produk
·         Pemahaman permasalahn hokum yang tidka memadai

Kewirausahaan (Inovasi& Kreatifitas)


Inovasi adalah mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dan merubah ide tersebut menjadi peluang yang bisa diterima oleh pasar.

Peranan inovasi dan kreatifitas: Pengusaha yang dapat menciptakan jenis barang baru akan memberi keuntungan bagi pasar sehingga lebih banyak terdapat pilihan bagi konsumen.
  
Proses inovasi:
·         Melihat peluang
·         Mengeluarkan ide
·         Mengkaji ide
·         Implementasi

Kreatifitas adalah mengembangkan ide untuk memecahkan maslaah & merubah ide-ide tersebut menjadi peluang.

Berfikir kreatif adalm kewirausahaan , tujuh langkah berfikir kreatif:
·         Preparation (persiapan)
·         Investigation (penyelidikan)
·         Transformastion
·         Incubation
·         Illumination (penerangan)
·         Verification (pengujian)
·         Implementation (implementasi)

Cara membangun kreatifitas:
·         Selalu bertanya
·         Selalu menantang kebiasaan, tradisi, dan kebiasaan rutin
·         Berefleksi, berpikir dalam
·         Berani mermain mental, mencoba untuk melihat masalah dari persfektif yang berbeda
·         Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif
·         Menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar
·         Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai kesuksesan.

Faktor-faktor yang mendukung inovasi dan kreatifitas dalam perusahaan:
·         Motivasi Untuk Kreativitas
·         Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kretivitas, kondisi dari lingkungan secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas.

Faktor-faktor yang menghambat inovasi dan kreativitas dalam perusahaan
·         Hambatan Psikologis
·         Hambatan Budaya
·         Hambatan Lingkungan sosial maupun fisik
·         Hambatan Bahasa Berpikir
·         Hambatan Keterpakuan Fungsional


Tantangan untuk mendirikan usaha baru:
·         Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.
·         Masalah internal, yaitu masalah yang ada dalam perusahaan, mislanya masalah image atau reputasi perusahaan.
     Pengusaha sukses
    Azrul Ananda (Presiden Director Jawa Pos)
Azrul memulai sebagai wartawan. Ketika diterima bekerja di Jawa Pos, dia juga harus menjadi reporter lebih dulu biarpun dia pernah menjadi koresponden Jawa Pos selama tiga tahun. Selama setahun, dia menjadi reporter dan ditempatkan di Surabaya. Kemudian menjadi redaktur untuk desk olah raga setahun, redaktur desk kota setahun, lalu redaktur anak muda satu tahun, terus redaktur halaman 1 satu tahun.

Jawa Pos
Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.
Jawa Post adalah salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia.
Tahun 2002, Jawa Pos Group membangun pabrik kertas koran yang kedua dengan kapasitas dua kali lebih besar dari pabrik yang pertama. Kini pabrik itu, PT Adiprima Sura Perinta, mampu memproduksi kertas koran 450 ton/hari. Lokasi pabrik ini di Kabupaten Gresik, hanya 45 menit bermobil dari Surabaya
Setelah sukses mengembangkan media cetak di seluruh Indonesia, pada 2002 Jawa Pos Grup mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam, Riau TV di Pekanbaru, Fajar TV di Makassar, Palembang TV di Palembang, Parijz van Java TV di Bandung.
Pada Oktober 2011, Jawa Pos dikukuhkan sebagai koran anak muda dunia dengan predikat Newspaper of The Year oleh World Young Reader Prize 2011. Penghargaan ini diterima oleh Azrul Ananda, Pemimpin Redaksi Jawa Pos, di Wina pada 12 Oktober 2011